Kualitas air budidaya ikan yang baik merupakan syarat mutlak berlangsungnya budidaya perikanan untuk
menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dilihat dari segi fisika, kimia dan
biologi, air mempunyai beberapa fungsi dalam menunjang kehidupan ikan dan udang
serta pakan alaminya yaitu :
a. Dari segi fisika air
merupakan tempat hidup dan menyediakan ruang gerak bagi ikan atau udang.
b.Dari segi kimia
sebagai pembawa unsur-unsur hara, vitamin maupun gas-gas terlarut lainnya.
c. Dari segi biologi
merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis serta pembentukan dan
penguraian bahan organik.
Parameter kualitas air adalah beberapa ukuran yang digunakan untuk
mengetahui kualitas air. Kualitas air dapat dinilai secara fisik dan kimiawi.
Secara kimiawi,
kualitas air ditentukan oleh :
1. Salinitas.
Adalah jumlah total garam terlarut yang terukur dalam sampel air dalam
satuan ppt (part per thausand). Garam lautan berasal dari garam di pegunungan
yang terbawa oleh aliran air hujan dan sungai. Satuan ppt artinya bagian per
seribu. Sedangkan air payau adalah air yang rasanya setengah asin setengah
tawar, atau mempunyai salinitas 15-25 ppt. Setiap jenis ikan mempunyai
salinitas optimal untuk hidupnya. Salinitas yang baik untuk budidaya udang
windu adalah 15-22 ppt, sedangkan untuk udang putih 20-30 ppt.
2. DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen memegang peranan penting bagi mahluk hidup. Bagi hewan air
pemenuhan kebutuhan oksigen dipenuhi dengan oksigen yang terlarut dalam air,
maupun langsung dari udara pada beberapa jenis hewan tertentu (misalnya lele).
Ikan dan udang memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi untuk beraktivitas, pertumbuhan, reproduksi
dan lain-lain. Jumlah oksigen yang ada dalam air dinyatakan dalam satuan ppm
(part per million/bagian per sejuta). Besarnya DO optimal untuk budidaya adalah
4 – 7,5 ppm, karena sesuai dengan
kebutuhan udang/ikan. Jika DO terlalu tinggi (apalagi jika banyak tumbuhan
air/plankton pekat) maka pada malam hari akan terjadi air kekurangan oksigen
sebab pada malam hari tumbuhan juga membutuhkan oksigen. Sumber DO air berasal dari udara melalui proses
difusi dan dari proses fotosintesis tumbuhan dalam air. Besar-kecilnya DO
ditentukan oleh temperatur air dan udara, tekanan barometrik udara, jumlah
tumbuhan air baik yang berupa tumbuhan besar maupun dalam bentuk phytoplankton,
kadar mineral dan Biological Oxygen Demand (BOD)..Cara untuk melarutkan oksigen
dari udara diantaranya dengan cara :
Penggunaan kincir. Dengan kincir maka air permukaan tambak dipecah-pecah
menjadi butiran kecil, sehingga luas permukaan air menjadi lebih luas sehingga
permukaan air yang kontak langsung dengan udara menjadi besar sehingga oksigen
dapat larut dalam air dalam jumlah yang banyak.
Air mengalir. Air yang selalu
bergerak akan mempunyai kandungan DO selalu tinggi, karena selalu kontak dengan
udara bebas.
Derajat Keasaman (pH).
Tingkat keasaman air dinyatakan dalam pH air. Besarnya pH air yang optimal
untuk kehidupan ikan dan udang adalah 6,5 – 8 (netral), karena pada kisaran
tersebut menunjukkan imbangan yang optimal antara oksigen dan karbondioksida
serta berbagai mikrooranisme yang merugikan sulit berkembang. Kondisi pH air
dapat berubah-ubah selama budidaya, hal ini yang berakibat buruk bagi ikan atau
udang. Air yang pH-nya terlalu rendah (asam) dapat menyerap fosfat yang
berperan dalam kesuburan air, sehingga kesuburan kolam dapat menurun. Penurunan pH dapat diatasi melalui pengapuran dengan
dosis 100 – 250 kg/ha.
3. Alkalinitas.
Adalah kapasitas air untuk menetralkan setiap penambahan asam tanpa
menurunkan pH. Alkalinitas merupakan buffer (penahan) terhadap pengaruh
pengasaman.
Alkalinitas disebabkan oleh adanya ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat
(CO32-), hidroksida (OH-) dan ion-ion lain dalam jumlah kecil.
Secara fisik,
kualitas air ditentukan oleh :
1. Kecerahan (transparansi) air.
Kecerahan pada hakekatnya menunjukkan populasi plankton dan kandungan
material terlarut dalam air, diukur dengan secci disk. Kecerahan yang baik
berkisar antara 30 – 40 cm, karena pada kondisi itu populasi plankton cukup
ideal untuk pakan alami dan material terlarut cukup rendah. Pada awal budidaya,
biasanya kecerahan air tinggi (50 cm hingga dasar kolam) karena populasi
plankton masih rendah dan air masih bersih. Semakin lama usia budidaya,
kecerahan makin rendah (hingga 10 cm).
Untuk mempertahankan kecerahan yang ideal, selalu dilakukan ganti air
baru secara rutin atau setiap ada indikasi penurunan kecerahan dan dilengkapi
dengan perlakuan bahan-bahan pembuat stabil kondisi air (stabilizer). Kecerahan
yang ideal juga menunjukkan kondisi air yang baik, karena penurunan kualitas
air banyak disebabkan oleh tingginya kadar bahan organik dan anorganik
terlarut. Disamping itu, plankton yang
terlalu tinggi populasinya menyebabkan tingginya pH pada siang hari dan
punurunan drastis kadar DO pada malam
hari terutama jika plankton yang dominan adalah phytoplankton.
2.Suhu
Suhu air juga sangat penting bagi kehidupan ikan atau udang karena suhu air
sangat berpengaruh terhadap kehidupan jasad renik (mikroorganisme), sehingga
dapat mempengaruhi kehidupan ikan dan udang. Suhu ideal untuk budidaya adalah
25 – 310 C. Jika suhu berfluktuasi secara drastis, dapat berakibat buruk bagi
pertumbuhan embrio ikan. Suhu air dipengaruhi oleh radiasi cahaya matahari,
suhu udara, cuaca dan lokasi. Air mempunyai kapasitas yang besar untuk
menyimpan panas sehingga suhunya relatif konstan dibandingan dengan suhu udara,
perbedaan suhu air antara pagi hari dan siang hari hanya 20 C. Suhu air akan
mempengaruhi densitas/kepadatannya (dalam gr/cm3. Perbedaan densitas air antara
lapisan atas dan lapisan bawah dapat menyebabkan terjadinya stratifikasi air
menjadi 3 lapisan, yaitu epilimnion (lapisan atas yang suhunya tinggi),
hypolimnion (lapisan bawah yang dingin) dan thermocline (lapisan antara
keduanya yang suhunya turun drastis). Stratifikasi air ini dipengaruhi oleh
kedalaman kolam/tambak dan radiasi cahaya matahari.
3. Kedalaman
air.
Untuk kolam budidaya, kedalaman air yang ideal yaitu 70 – 120 cm. Air yang
terlalu dangkal menyebabkan perubahan suhu terlalu besar. Jika air terlalu
dalam mengakibatkan perbedaan suhu yang menyolok antara air bagian atas dengan
bagian bawah dan sinar matahari tidak dapat mencapai air bagian bawah sehingga
pertumbuhan phytoplankton terhambat. Seperti yang telah dikemukaan di muka
bahwa kolam/tambak yang terlalu dalam dapat menyebabkan terjadinya stratifikasi
suhu air sehingga harus diusahakan agar berada dalam kisaran kedalaman yang
ideal.
Pupuk Organik TON adalah teknologi orgnaik
NASA yang berfungsi untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam kondisi yang
baik sesuai dengan parameter normal yang diperlukan ikan atau udang untuk
tumbuh berkembang dan berproduksi. Aplikasi TON yang dianjurkan adalah sebagai berikut
:
1. Aplikasi
pada saat Persiapan Kolam
Dosis ; 2,5 kg per hektar
Pada TON yang berbentuk
tabur, tabur ke tanah secara merata, atau bisa diencerkan kemudian disiramkan
merata.
Pada kolam tanah, aplikasi
dilakukan sebelum pengapuran. Setelah dikapur dan dibiarkan 2-3 hari, air
dimasukkan setinggi mata kaki dahulu, biarkan selama 3 hari, baru kemudian dimasukkan penuh.
2.
Aplikasi selama pemeliharaan.
TON ditaburkan/disiramkan
tiap 15 hari sekali (jika pemeliharaan kurang dari 1 bulan, hanya diberikan
sebanyak 1 kali).
Dosis : 1 kg per hektar
Siramkan atau taburkan merata ke
air kolam.
Pemesanan Vitamin dan Terapi Air Kolam Ikan, silahkan
hubungi: